Selasa, 03 April 2012

Si Puppy

Posted on 22.32 by lissa alissa

Terobsesikah oleh keinginan yang ingin segera menimang cucu? atau sekedar hobby?  didasari rasa suka untuk memelihara anjing- anjing yang unik ini? Seorang nenek tampak sedang mendorong kereta bayi namun didalamnya bukanlah bayi seperti biasa. Anda ingin tahu jawabannya? dan inilah sepenggal jawaban dari pertanyaan tersebut.
Dari sudut pandang mata saya, selama saya di Taipei. Di taman, dipasar, dijalan, saya sering berpapasan dengan orang-orang yang sedang menggendong bayi-bayi ajaib. iya itu anjing-anjing yang unik, dan sepertinya hewan-hewan itu mendapat tempat yang istimewa dihati tuannya. Benarkah merawat anjing lebih mudah dari pada merawat bayi?.
Terus bagaimana dengan kelangsungan generasi MANUSIANYA? Benarkah species ini telah mengeser kedudukan bayi-bayi manusia?, Terlihat dari banyaknya pasangan yang menunda keturunan dan menunda pernikahan. Bahkan beberapa dari mereka, diusia yang makin bertambah mereka enggan untuk hidup berkeluarga. Apa alasannya?
Pemerintah Taiwan memberikan kebijakan kepada setiap pasangan yang melahirkan bayi/ keturunan, pemerintah memberikan dana secara cuma-cuma kepada pasangan yang melahirkan bayinya sebesar 60.000 NT, Bila diRupiahkan sekitar 18 juta Rp. Wow....! bukan itu saja, pemerintah juga masih memberikan dana berkelanjutan, diantaranya 5000 Nt, setiap bulan selama usia balita, dan 2000 Nt, selama 2 tahun, disaat anak mulai memasuki sekolah.
Dapatkah anda bayangkan jika itu terjadi diIndonesia Negara kita. Tanpa bantuan dana dari pemerintah pun pasangan indonesia lancar-lancar saja dalam berproducsi.
Ren-Iren [bahasa China] dalam arti bahasa jawa adalah" rasa saling iri" Tapi dalam bahasa mandarin dimaksudkan " perorangan" Mungkin inilah alasanya yang membuat kaum hawa enggan untuk menambah keturunan. Pasal kaum lelaki bekerja hasil disimpan sendiri, begitupun juga wanita, mereka hanya akan mengeluarkan uangnya jika ada kebutuhan, misal anak sekolah, selebih dari itu, semua kebutuhan ditanggung sendiri-sendiri.
Mungkin inilah yang membuat beberapa dari mereka enngan untuk berkeluarga. Bahkan jatah  untuk suami juga berkurang, terlihat fakta dari beberapa pasangan muda yang tidur terpisah ranjang.
    pernyataan ini saya dapat dari seorang wanita yang belum menikah hingga usia 42 tahun, sebut saja Karoline, jelasnya menikah atau memiliki suami itu sangat ribet. Katanya tanpa suami saja Caroline mampu mencari penghasilan dan menghidupi diri sendiri, kenapa masih harus mau menjadi tukang sapu atau juru masak. Mempunyai suami itu melelahkan, ucapnya.
   Tapi itu hanyalah sekedar pandangan Karolin saja, karena tak semua orang berpendapat sepertinya.  terlihat dari sebagian Pria yang masih mau membantu kesibukan para kaum wanita, diantaranya memasak, mencuci baju, dan menjaga anak.
   Bila dibandingkan dengan 60 tahun yang telah lalu, ini sungguh jauh berbeda, dimana setiap keluarga memiliki banyak keturunan, kadang mencapai jumblah Satu Lusin, Kini anda bisa bayangkan dimana setiap keluarga hanya memiliki satu atau dua anak saja, Bahkan tidak sama sekali. Banyak orangtua yang mencapai usia 70 tapi belum merasakan rasanya menimang cucu diusia tersebut. Padahal bila dilihat dari segi ekonomi, taiwan memiliki perekonomian dan kehidupan lebih baik dari Negara kita.



No Response to "Si Puppy"

Leave A Reply

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More